Secara
bahasa tujuan adalah arah, haluan, jurusan, maksud . Suatu contoh
adalah ketika orangtua menyekolahkan anaknya agar menjadi cerdas dan
berakhlaq, maka tujuan dia mendidik anaknya ke sekolah adalah untuk hal
tersebut. Dalam skala yang lebih besar pendidikan diatur oleh pemerintah
baik sistem maupun managemennya. Di indonesia berdasarkan undang-undang
nomor 2 tahun 1989 disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan mannusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
ketrampilan,kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan .
Contoh
lain tujuan pendidikan yang dipegang oleh negara adalah konsep tujuan
pendidikan di Amerika yang di keluarkan pada tahun 1989 juga. Mereka
menggunakan, konsep “clear, concise, target” untuk menyusun tujuan
pendidikan mereka. Dalam konsep ini adalah bahwa tujuan pendidikan itu
harus jelas, ada kontroling dalam pelaksanaannya serta hasil yang akan
dicapai dalam waktu tertentu. Ide tentang hal ini sebelumnya sudah
dikritik sekali oleh Ivan Illich, dengan ide “de-sekolah-isasi
masyarakat” , karena pendidikan di Amerika telah mengharuskan sekolah
menjadi satu-satunya tempat belajar dan hanya kebanyakan melahirkan
output akademik dengan biaya yang sangat mahal. Dalam bertahan hidup
seseorang harus belajar dimanapun dan kapanpun dan tidak harus dalam
kerangkeng bangku sekolah. Karena itulah Illich mengusulkan untuk bebas
dari sekolah formal.
Pendidikan
dimanapun dan kapanpun pada esensinya adalah sama.Hal ini di ungkapakan
oleh Robert Maynard Hutchins yaitu bahwa : Satu tujuan pendidikan
adalah mengeluarkan unsur-unsur kemanusiaan yang sama dalam diri kita.
Unsur unsur itu pada dasranya tidak berbeda meski tempat dan waktunya
berlain-lainan. Jadi, anggapan bahwa manusia harus dididik untuk hidup
di tempat atau di zaman tertentu, menyesuaikan manusia dengan lingkungan
tertentu, adalah gagasan asing dan tidak sesuai dengan konsepsi
pendidikan sejati.
Pendidikan
mengisyaratkan pengajaran. Pengajaran mengisyaratkan pengetahuan.
pengetahuan adalah kebenaran. Kebenaran, dimanapun, kapanpun, sama saja .
Pendidikan dapat dikatakan berhasil jika sudah mempunyai tujuan-tujuan
yang jelas dan ditempuh dengan tindakan-tindakan yang jelas pula. Kalau
boleh bicara jujur, sebenarnya pendidikan di Indonesia ini masih dapat
dikatakan belum berhasil. Terbukti dengan semakin tingginya angka
pengangguran di setiap tahunnya . Pada Tahun 2005 BPS mennjukkan bahwa
pengangguran lulusan Perguruan Tinggi adalah 385.418, yaitu posisi kedua
setelah lulusan SMA . Pada survey bulan Agustus 2007 menunjukkan
kenaikan menjadi 963.779 .
Bila
kita kembali kepada hakekat pendidikan maka pendidikan pada esensinya
juga bertujuan untuk membantu manusia menemukan hakekat kemanusiaannya.
Proses humanisasi ini adalah –meminjam istilah Freire- pembebasan.
Pembebasan manusia dari belenggu stuktur sosila, hegemoni kekasaan, cara
pikir yang salah, doktrin tertentu dan sebagainya.
Hakekat dan tujuan pendidikan islam
Hakekat dan tujuan pendidikan islam
Pada
abad ke-20 ada suatu pemberontakkan kepada Tuhan. Dimana pernyataan
Darwin bahwa manusia adalah anak-anak dari monyet, bukan ciptaan Tuhan.
Sigmund Freud yang menuhankan akal dan Nietzsche yaang mengatakan bahwa
Tuhan telah mati . Pernyataan ini adalah pertanyaan apakah Tuhan telah
gagal ataukah ada kesalahan dalam pendidikan terutama pendidikan agama?
Dalam
Islam hakikat manusia adalah makhluq ciptaan Allah. Sedang menurut
tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba
Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh
manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri
ialah beribadah kepada Allah (adz-Dzrariyat:56). Imam Al-Gazali (w.1111
M) sebagaimana disimpulkan oleh Fathiyah Hasan Sulaiman, pada dasarnya
mengemukakan dua tujuan pokok pendidikan Islam: (1) untuk mencapai
kesempurnaan manusia dalam mendekatkan diri kepada Tuhan; dan (2)
sekaligus untuk mencapai kesempurnaan hidup manusia dalam menjalani
hidup dan penghidupannya guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat. Mengutip Sayyid Quth, bahwa sessunnguhnya tujuan pendidikan
adalah untuk mewujudkan manusia yang yang baik (al-insan al-shalih) yang
sudah pasti bersifat universal dan sudah pasti di akui semua orang dan
semua aliran tanpa memperosalkan di mana pun negerinya dan apapun
agamanya . Banyak sekali sebetulnya apa yang dikemukakanoleh para ahli
muslim tapi kesemuanya pada esensinya sama dengan di atas. Selain itu
bahwa pendidikan itu juga untuk menyempurnakan akhlaq manusia.
Pendidikan
hakikatnya tidaklah berbuntu pada tembok sekolah saja. Lebih luas lagi
kehidupan adalah pendidikan itu sendiri. Kehidupan adalah suatu
perguruan yang mahaluas. Segala sesutu yang kita temua adalah sang guru.
Namun dalam kehidupannya manusia membuat rule agar pendidikan itu
berjalan sistematis dan memenuhi harapan daripada tujuan pendidikan itu.
Bolehlah negara membuat aturan dan syarat administratif yang njilimeti
sehingga muncul SKS, UMPTN, UN, dan sebagainya. Namun dari semua usaha
itu janganlah sampai terus terperosok dan terjebak ke dalam jurang
peraturan tersebut. Segala aturan tersebut harus kembali pada hakikat
dan tujuan dari pendidikan. Janganlah sampai kita meninggalkan fitrah
kita sebagai makhluq Allah yang harus beribadah kepadanya dan
berakhlaqul karimah sebagaimana dalam pendidikan Islam.
0 komentar:
Posting Komentar